Page 5 - BI Fokus Edisi 82
P. 5
EDISI 82 / 2024 PESAN GBI
domestik, dan internal; dengan prioritas
jangka menengah dan tahunan. Dalam
lingkungan strategis global, misalnya, arah
kebijakan ditetapkan untuk mengantisipasi
kondisi geopolitik dan juga pemulihan
ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan
Tiongkok.
Ekonomi AS diperkirakan mulai melambat
pada semester II tahun 2024. Hal ini seiring
dengan penurunan permintaan domestik.
Sementara itu, ekonomi Tiongkok belum
kuat, dan ekonomi di kawasan Eropa terus total outstanding). Implementasi Primary
mencatat perbaikan. Dealer (PD) sejak Mei 2024 juga memperkuat
efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter
Pelambatan ekonomi AS berdampak dalam mendukung stabilisasi nilai tukar
pada peningkatan pengangguran dan Rupiah dan pengendalian inflasi.
penurunan inflasi yang lebih cepat ke arah
sasaran inflasi jangka panjang sebesar 2%. BI akan terus mengoptimalkan berbagai
Perkembangan ini menyebabkan penurunan inovasi instrumen pro-market, baik dari sisi
yield US treasury tenor dua tahun, yang volume maupun daya tarik imbal hasil, dan
diikuti penurunan yield US treasury tenor 10 didukung kondisi fundamental ekonomi
tahun, serta pelemahan dolar AS terhadap domestik yang kuat untuk mendorong
berbagai mata uang dunia, termasuk berlanjutnya aliran masuk portofolio asing ke
Rupiah. pasar domestik.
Untuk tetap memperkuat stabilitas nilai tukar Ke depan, risiko terkait kekhawatiran resesi
rupiah dan pencapaian sasaran inflasi, BI ekonomi di AS dan dinamika geopolitik perlu
terus mengoptimalkan berbagai instrumen terus dicermati. Kondisi ini memerlukan
moneter pro-market yaitu SRBI, SVBI, dan kehati-hatian dalam merumuskan respons
SUVBI. Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk kebijakan dari rambatan ketidakpastian
mempercepat upaya pendalaman pasar global terhadap perekonomian domestik.
uang dan mendukung masuknya modal Open your heart, open your mind, open
asing. communication, agar semua arah kebijakan
bisa berjalan dengan baik.
Penerbitan SRBI telah mendukung aliran
masuk portofolio asing ke dalam negeri, Semoga Nusantara Baru dapat menjadi
tercermin dari kepemilikan non-residen modal bagi terwujudnya cita-cita Indonesia
yang mencapai Rp243,27 triliun (27,04% dari Maju di masa datang.
5